Gelombang penolakan kenaikan harga bbm di tahun 2012. Kebijakan pemerintah oleh banyak kalangan dianggap tidak tepat dan menyengsarakan rakyat. Beberapa tokoh terkemuka mengatakan jika kenaikan harga bbm ini terkait dengan hutang sby kepada kekuatan asing. Sby merasa belum bisa membalas jasa asing yang telah memberi support penuh untuk mencapai kursi kepresiden 2 periode sekaligus. Lebih jauh tokoh nasional menjelaskan kalau pemerintah masih takut dengan kekuatan asing dan lebih menuruti keinginan mereka dibandingkan mendengar suara rakyat yang berteriak. Fakta pun telah begitu nyata, negeri yang begitu kaya akan minyak bumi harus rela menjadi kuli, 80 persen urusan perminyakan di negeri ini telag dikuasai oleh negara lain.
Lagi lagi rakyat yang menjadi korban, belum juga kenaikan harga bbm diberlakukan, harga barang di pasar telah naik secara drastis. Padahal kita tahu ketika harga sudah merangkak naik maka biasanya tak pernah diturunkan. Masyarakat kecil di tengah himpitan kesulitan ekonomi hanya bisa menangis dalam hati. Beginikah cara penguasa di negeri ini dalam memimpin kami, apakah mereka tak pernah iba pada rakyat yang telah melimpahkan amanahnya? Di dalam hati mereka pun berguman, sungguh kejam pemimpinku, aku telah bersabar dengan segala alasanmu, aku berusaha mengerti ketidakmampuanmu selama ini, tetapi mengapa engkau tega menambah deritaku, derita kami, dan derita rakyat kecil di negeri ini? Kalau memang semua sudah tak bisa diubah dan diperbaiki, teruskan saja kejahatanmu, teruslah membuat kebijakan yang menyengsarakan, dan lanjutkan apapun yang engkau inginkan..!!!
Rakyat kecil tak bisa berbuat apa apa, mereka hanya bisa meneteskan air mata dan menatap langit yang tampak gelap gulita. Terbayang dalam kelopak mata nasib anak dan istri, dimana kelopak mata ini telah basah oleh air mata. Ya... air mata duka, linangan air mata kecewa atas kebijakan yang tak memihaknya. Rekan blogger dan pembaca tercinta... penulis mengerti bahwa akan selalu ada gejolak dalam tiap kebijakan, kenaikan harga bbm pun dipastikan menimbulkan masalah rumit bagi rakyat jelata. Air mata mereka nampak tiada berharga, mereka hanya jadi sekelompok manusia yang selalu tertipu, tertindas, dan teraniaya. Sungguh tak sanggup kita membayangkan balasan keras dari Tuhan untuk siapa saja yang membuat kebijakan pencipta kesengsaraan. Rakyat kecil hanya bisa menangis dan tangisan itu tak pernah didengar oleh orang orang yang tak tersentuh oleh ridlo Tuhan
Lagi lagi rakyat yang menjadi korban, belum juga kenaikan harga bbm diberlakukan, harga barang di pasar telah naik secara drastis. Padahal kita tahu ketika harga sudah merangkak naik maka biasanya tak pernah diturunkan. Masyarakat kecil di tengah himpitan kesulitan ekonomi hanya bisa menangis dalam hati. Beginikah cara penguasa di negeri ini dalam memimpin kami, apakah mereka tak pernah iba pada rakyat yang telah melimpahkan amanahnya? Di dalam hati mereka pun berguman, sungguh kejam pemimpinku, aku telah bersabar dengan segala alasanmu, aku berusaha mengerti ketidakmampuanmu selama ini, tetapi mengapa engkau tega menambah deritaku, derita kami, dan derita rakyat kecil di negeri ini? Kalau memang semua sudah tak bisa diubah dan diperbaiki, teruskan saja kejahatanmu, teruslah membuat kebijakan yang menyengsarakan, dan lanjutkan apapun yang engkau inginkan..!!!
Rakyat kecil tak bisa berbuat apa apa, mereka hanya bisa meneteskan air mata dan menatap langit yang tampak gelap gulita. Terbayang dalam kelopak mata nasib anak dan istri, dimana kelopak mata ini telah basah oleh air mata. Ya... air mata duka, linangan air mata kecewa atas kebijakan yang tak memihaknya. Rekan blogger dan pembaca tercinta... penulis mengerti bahwa akan selalu ada gejolak dalam tiap kebijakan, kenaikan harga bbm pun dipastikan menimbulkan masalah rumit bagi rakyat jelata. Air mata mereka nampak tiada berharga, mereka hanya jadi sekelompok manusia yang selalu tertipu, tertindas, dan teraniaya. Sungguh tak sanggup kita membayangkan balasan keras dari Tuhan untuk siapa saja yang membuat kebijakan pencipta kesengsaraan. Rakyat kecil hanya bisa menangis dan tangisan itu tak pernah didengar oleh orang orang yang tak tersentuh oleh ridlo Tuhan